- Tracking
Augmented Reality sebuah Mini Cooper.
Dalam pengembangan AR, masalah sulit yang dihadapi adalah
masalah lokasi dan orientasi. Oleh karenanya banyak AR sistem digabungkan
dengan VR sistem. Namun masalah drift, lag, maupun error yang tadinya dapat
ditolerir dalam sistem VR, justru menyebabkan masalah pada saat user akan
menggabungkan image virtual ke image dunia nyata. Beberapa software macam
Intersense IS-300 dan InterTrax2 juga pernah diujicobakan pada AR, namun
keduanya masih tidak begitu akurat. 3rdTech belum lama ini memperkenalkan UNC
Hi-Ball optical tracker, yang mempergunakan multiple IR sensors untuk
mendeteksi berbagai macam resource. Salah satu pendekatan untuk meningkatkan
hasil tracking adalah mempergunakan estimasi dan prediksi. Dengan estimasi
lokasi dan orientasi yang tepat serta prediksi yang baik pula, kita dapat
mengurangi dynamic error dan mengkompensasi sistem yang mengalami delay. Dari
hasil beberapa penelitian, peneliti menemukan bahwa hybrid sistem yang
menggabungkan GPS, magnetic, inertial, dan vision tracking dapat memberikan
hasil tracking paling baik untuk diaplikasikan dengan AR.
- Calibration
Augmented Reality robot.
Kalibrasi dan registrasi tampilan merupakan masalah terbesar
kedua dalam AR. Tampilan parameter untuk membuat dunia maya harus sesuai dengan
tampilan dunia nyata. Error yang sangat kecil, walau seukuran satu pixel pun
dapat dideteksi dengan berbagai keadaan. Secara singkat, lebih mudah
menghasilkan image pada Monitor atau Video See pada sistem. Kalibrasi merupakan
suatu proses yang sangat rumit dan memerlukan keahlian. Sampai saat inipun
sistem pengkalibrasian dan registrasi tampilan masih merupakan topik hangat
yang dibahas oleh para peneliti melalui kajian langsung, website, dan
sebagainya.
- Interaction
Interaksi pada Augmented Reality.
Interaksi antara dunia virtual dengan dunia nyata juga
merupakan masalah dalam sistem AR. Interaksi yang dimaksudkan adalah melihat
bagaimana dua dunia bersatu di dalam simulasi VE. AR User interfacenya kini
sudah memberikan opsi tambahan untuk memberikan solusi. Benda-benda dan
alat-alat kini dapat dipergunakan sebagai kontrol dan feedback yang diterima
dapat dipergunakan untuk meningkatkan sistem kontrolnya di masa mendatang.
Masalah selanjutnya yang masih berusaha diselesaikan adalah masalah benda-benda
virtual yang terkadang dikaburkan dan dihilangkan oleh benda-benda real pada
saat ditampilkan melalui proyektor berbasis AR. Untung saja Kiyoshi Kiyokawa
dari Laboratorium Penelitian Komunikasi Jepang berhasil menciptakan optical
see-through HMD yang mempergunakan LCD kedua untuk memblokir cahaya dari dunia
nyata sehingga benda-benda virtual dapat ditampilkan secara jelas tanpa efek
ghost.
0 komentar:
Posting Komentar