Pendahuluan
Giardiasis
adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh protozoa patogen yaitu Giardia
lamblia atau dikenal juga sebagai Giardia intestinalis atau Giardia duodenalis
atau Lamblia intestinalis. Giardia lamblia berasal dari famili Hexamitidae,
subfilum Mastigophora, filum Sarcomastigophora. Patogen ini hidup berkoloni di
lumen usus halus manusia dan lebih sering menyerang anak usia balita dan
sekolah dibandingkan orang dewasa.
Klasifikasi ilmiah
Domain:
|
Eukaryota
|
Filum:
|
Metamonada
|
Ordo:
|
Diplomonadida
|
Famili:
|
Hexamitidae
|
Genus:
|
|
Spesies:
|
G. lamblia
|
Morfologi
Giardia
lamblia memiliki 2 stadium, yaitu stadium trofozoit dan stadium kista.
Trofozoit
berukuran panjang 9-20 μm, lebar 5-15 μm. Berbentuk oval hingga ada yang berbentuk
buah pear atau bentuk hati. Bentuk trofozoit spesies ini memiliki : sucking disc pada ujung
anteriornya, yaitu area konkaf yang menutupi setengah dari permukaan ventral. Dua buah nuclei yang terletak
simetris bilateral. Nuklei tersebut mengandung sedikit kromatin perifer namun
memiliki kariosom besar yang berada di tengah. Sebuah axostyle, terdiri dari 2
axonema yang membagi dua tubuhnya. Dua buah median bodies (parabasal
bodies), diduga memiliki peranan dalam proses metabolisme. Empat
flagella yang terletak di lateral, 2 lateral di ventral, dan 2 terletak di
kaudal.
gambar Tropozoit Giardia lamblia
Kista
berukuran lebih kecil daripada trofozoit yaitu panjang 8-18 μm dan lebar 7-10
μm. Letak kariosom lebih eksentrik bila dibandingkan dengan trofozoit. Pada
kista yang telah matur terdapat 4 buah median bodies, 4 buah nuclei, dan dapat
pula ditemukan longitudinal fibers.
Gambar Kista Giardia lamblia
Siklus
hidup
Dalam
silkus hidupnya, G. Lamblia mengalami 2 stadium, yaitu stadium trofozoit yang
dapat hidup bebas di dalam usus halus manusia dan kista stadium infektif yang
keluar ke lingkungan melalui feses manusia.
Tertelannya
kista dari air minum dan makanan yang terkontaminasi atau dapat juga melalui
kontak individu merupakan awal dari infeksi. Setelah melewati gaster, kista
menuju usus halus. Ekskistasi terjadi di duodenum, setelah itu multiplikasi
terjadi melalui pembelahan biner dengan interval kurang lebih 8 jam. Trofozoit menempel pada mukosa duodenum
dengan menggunakan sucking disc yang dimilikinya. Enkistasi terjadi saat
trofozoit masuk ke usus besar. Stadium trofozoit dan kista dapat ditemukan pada
feses penderita giardiasis. Kedua hal tersebur dapat dijadikan alat untuk
mendiagnosis penyakit giardiasis. Di luar tubuh manusia, G. Lamblia lebih tahan
dalam bentuk kista dan dalam lingkungan lembab dapat bertahan sampai 3 bulan.
Transmisi
dan Patogenesis
Giardia
lamblia dapat ditemukan pada saluran gastrointestinal berbagai macam mamalia
termasuk manusia. Protozoa ini dapat ditularkan melalui cara fecal-oral maupun
oral-anal. Banyak sumber air seperti danau dan sungai mengandung kista protozoa
ini sebagai akibat dari kontaminasi oleh feses manusia dan hewan. Transmisi
G.lamblia umum terjadi pada orang yang memiliki risiko tinggi seperti anak-anak
yang berada di tempat penitipan anak, wisatawan yg mengunjungi beberapa area,
homoseksual, dan orang yg sering berhubungan dengan hewan-hewan tertentu.
Gejala
giardiasis bervariasi dari yang asimtomatik hingga diare dan malabsorbsi.
Diagnosis dengan ditemukannya kista dan trofozoit dalam feses. Metode
immunofluorescece dan enzyme immuoassay sudah mulai dikembangkan untuk
mendeteksi G. Lamblia dalam feses.
Pencegahan
Pencegahan
dilakukan dengan berbagai cara, yaitu :
Mengkonsumsi air minum yang
bersih yang telah menjalani pemanasan sampai 50° sehingga dapat menginaktifkan
kista.
Pada umumnya G. Lamblia resisten
terhadap klorin, sehingga penyaringan sangat diperlukan untuk menghilangkan
kontaminasi oleh protozoa patogen ini.
Melindungi tempat persediaan air
dari hospes reservoir (berang-berang dan tikus air).
Memasyarakatkan kebersihan
individu (cuci tangan).
Penyediaan
makanan yang bersih dan baik.
1 komentar:
Terima kasih artikelnya.. cukup membantu :)
Posting Komentar