About

free counters
  • MUHAMMAD MAKSUM AL-RASYID

    Welcome to my Blog

  • MUHAMMAD MAKSUM AL-RASYID

    Please read as much....

  • MUHAMMAD MAKSUM AL-RASYID

    I hope my post is useful for you.....

  • MUHAMMAD MAKSUM AL-RASYID

    Thanks you for reading my blog...

Sabtu, 16 Juni 2012

Apa sih Augmented Reality itu????

Posted by Unknown on 18.14

Augmented Reality sangat amat keren lho plend… rugi dech gak mbaca artikel gue. Augmented reality sendiri dikenal dengan singkatannya AR. Jadi AR adalah penggabungan antara objek virtual dengan objek nyata. Benerkan, dari artinya aja dah keren pa lagi gue terusin mesti jadi tambah keren, hehhehe^_^

Sebenernya gue mau ngasih tau tentang sejarahnya, tapi karna banyak banget jadi gak usah aja yaa. Ni gue kasih tau hal-hal yang diperluakan supaya suatu program tersebut dapat disebut sebagai program AR, yaitu tracking, calibration, dan interaction antara dunia nyata dengan dunia virtual.

Yang pertama kita mulai dari tracking. Hasil tracking ini mungkin menurut penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti bahwa hybrid system yang menggabungkan antara GPS, inertial, dan vision tracking dapat memberikan hasil tracking paling baik untuk diaplikasikan dengan AR.


Yang kedua yaitu calibration. Nie bagian yang paling gue suka^_^. Soalnya tampilan ini harus dibuat bener-bener sama dengan dunia nyata, dan eror sekecil apapun dapat dideteksi lho walau hanya seukuran satu pixel. Tapi calibration sendiri suatu proses yang sangat sulit dan memerlukan keahlian lebih untuk membuatnya. Jadi ayo kita berjuang agar program calibration ini dapat diselesaikan dan dipasarkan dalam harga yang murah tentunya.. hahahaha…


Yang ketiga yaitu interaction. Interaksi yang dimaksudkan adalah melihat bagaimana dua dunia bersatu di dalam simulasi VE. AR User interfacenya kini sudah memberikan opsi tambahan untuk memberikan solusi. Benda-benda dan alat-alat kini dapat dipergunakan sebagai kontrol dan feedback yang diterima dapat dipergunakan untuk meningkatkan sistem kontrolnya dengan dukungan  optical see-through HMD yang mempergunakan LCD kedua untuk memblokir cahaya dari dunia nyata sehingga benda-benda virtual dapat ditampilkan secara jelas tanpa efek ghost.


Pada PlayStation 3 ternyata sudah menggunakan teknologi AR lho.  Yang paling jelas lagi yaitu game Eye of Judgment. Kerenka, makanya cepetan maen game PS 3 donk jangan sampai ketinggalan… hahahaha

Adapun perangkat-perangkat yang digunakan dalam AR, yaitu head mounted display, opaque head-mounted display, see-through head-mounted display, virtual retinal display, dan tampilan berbasis layar.

Augmented Reality sendiri Banyak banget lho kegunaannya
  • Bidang kesehatan  contohnya CT Scan waktu akan operasi dilakukan yaitu dengan  memberikan gambaran kepada ahli bedah mengenai anatomi internal pasien. Kemudian gambaran  pembedahan direncanakan. Realitas tertambah dapat diaplikasikan sehingga tim bedah dapat melihat data CT Scan atau MRI pada pasien saat pembedahan berlangsung. Berguna juga ya bagi kita yang ada didunia kesehatan… hihihihi
  • Manufaktur dan reparasi contohnya untuk pemasangan, pemeliharaan, dan reparasi mesin-mesin berstruktur kompleks, seperti mesin mobil. yaitu dengan menampilkan gambar-gambar 3D di atas peralatan yang nyata. Gambar-gambar ini menampilkan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menyelesaikannya dan cara melakukannya.

  • Hiburan, yaitu bila kita liat TV tentang keadaan cuaca pasti ada wartawan didepan peta cuaca yang berubah-ubah jadi tampak kerenkan.
  • Peta, yaitu kita jadi dapat menentukan lokasi dengan mudah. Jadi kita tidak mungkin tersesat dech…. Hahahaha
Dari tadi gue cuma ngasih tau bagusnya and jeleknya doank. Ternyata ada kekurangannya juga lho temen-temen. Yaitu pencarian sudut pandang yang sangat sulit dan satu lagi harganya MAHAL… hahahahaha 

ni tugasnya pag Uya jadi mohon maap kalau agak lebay dikit yaaa.... pro-digy.com
.

Kamis, 07 Juni 2012

Poster SUSU lucu

Posted by Unknown on 02.12

 Bila ingin liat karya saya lebih jauh lagi klik disini... Makasih telah mengunjungi blog saya...... ^_^

Dengan mengkonsumsi minimal segelas setiap hari, maka Anda akan mendapatkan banyak manfaat susu bagi tubuh, Seperti :

    * Kandungan potassiumnya dapat menggerakan dinding pembuluh darah sehingga mampu menjaganya agar tetap stabil. Sehingga Anda jauh dari penyakit darah tinggi serta penyakit jantung.
    * Kandungan yodium, seng dan leticin-nya dapat meningkatkan secara drastis keefisiensian kerja otak besar.
    * Zat besi, tembaga dan vitamin A dalam susu mempunyai fungsi terhadap kecantikan, yaitu dapat mempertahankan kulit agar tetap bersinar.
    * Kandungan tyrosine dalam susu dapat mendorong hormon kegembiraan dan membuat tidur seseorang menjadi lebih nyenyak.
    * Kalsium susu dapat menambah kekuatan tulang, mencegah tulang menuyusut dan patah tulang.
    * Kandungan magnesium dalam susu dapat membuat jantung dan sistem syaraf tahan terhadap kelelahan.
    * Kandungan Seng pada susu sapi dapat menyembuhkan luka dengan cepat.
    * Kandungan vitamin B2 di dalam susu sapi dapat meningkatkan ketajaman penglihatan.
 

Senin, 04 Juni 2012

Streptococcus pyogenes

Posted by Unknown on 09.17

Streptococcus pyogenes merupakan bakteri Gram positif, nonmotil, tidak berspora, membentuk kokus yang berbentuk rantai, berdiameter 0,6 - 1,0 mikrometer dan fakultatif anaerob. Bakteri ini melakukan metabolisme secara fermentasi. Streptococcus pyogenes digolongkan ke dalam bakteri hemolitik-β, sehingga membentuk zona terang bila ditumbuhkan dalam media agar darah (Cunningham, 2000).

Patogenitas Streptococcus pyogenes
Streptococcus pyogenes merupakan salah satu patogen yang banyak menginfeksi manusia. Diperkirakan 5-15% individu normal memiliki bakteri ini dan biasanya terdapat pada saluran pernafasan, namun tidak menimbulkan gejala penyakit. S. pyogenes dapat menginfeksi ketika pertahanan tubuh inang menurun atau ketika organisme tersebut mampu berpenetrasi melewati pertahanan inang yang ada. Bila bakteri ini tersebar sampai ke jaringan yang rentan, maka infeksi supuratif dapat terjadi. Infeksi ini dapat berupa faringitis, tonsilitis, impetigo dan demam scarlet. Streptococcus pyogenes juga dapat menyebabkan penyakit invasif seperti infeksi tulang, necrotizing fasciitis, radang otot, meningitis dan endokarditis (Cunningham, 2000). Demam rematik dan glomerulonefritis merupakan penyakit streptokokus akibat komplikasi non supuratif atau sekuele. Demam rematik akut dapat terjadi apabila penderita yang terinfeksi S. pyogenes 1-5 minggu sebelumnya tidak mendapat penanganan segera. Sekuele ini terjadi akibat adanya antibodi protein M yang bereaksi silang dengan protein jaringan jantung sehingga menimbulkan peradangan jantung atau lebih dikenal dengan penyakit jantung rematik. Penderita pada umumnya akan mengalami kerusakan pada sebagian otot jantung dan katup jantung. (Cunningham, 2000). Glomerulonefritis akut diduga terjadi akibat deposisi kompleks antigen-antibodi pada membran glomeruli ginjal. Gejala glomerulonefritis biasanya terjadi 10 hari setelah infeksi tenggorokan atau kulit oleh S. pyogenes dan umumnya menyerang anak-anak usia 3-4 tahun. Pada orang dewasa, penyakit ini dapat menyebabkan gagal ginjal kronis (Guzman dkk.,1999).

Faktor Virulensi Streptococcus pyogenes
Infeksi yang ditimbulkan akibat S. pyogenes disebabkan adanya interaksi faktor-faktor virulensi S. pyogenes dengan sel inang. Faktor virulensi tersebut bisa berupa protein yang disekresikan maupun yang berlokasi di permukaan sel. Faktor virulensi yang disekresikan diantaranya adalah streptokinase, hialuronidase, proteinase, hemolisin, polisakarida-C, protease sistein dan Streptococcal Inhibitor of Complement (SIC). Protein permukaan S. pyogenes yang berperan sebagai faktor virulensi diantaranya adalah Streptococcal C5a Peptidase (SCPa), protein M dan protein F (Cunningham, 2000; Katerov, 2000; Todar, 2002)
Protein MFaktor virulensi utama yang terletak di permukaan sel S. pyogenes adalah protein M, di mana transkripsinya diregulasi oleh mga, suatu gen yang mengkode protein Multiple Gene Activator (Mga). Di samping protein M, protein Mga juga meregulasi positif ekspresi beberapa faktor virulensi S. pyogenes seperti SCPa, FcrA dan SIC. Protein Mga berikatan secara spesifik dengan situs activator gene emm, scpA, fcrA dan sic yang terletak di hulu promotor. Pengikatan Mga terhadap situs activator gen-gen tersebut membantu pengenalan RNA polymerase terhadap promotor emm, scpA, fcrA dan sic sehingga transkripsi berlangsung (McIver dkk., 1995).
Inaktivasi mga telah dibuktikan dapat menghambat sintesis tiga faktor virulensi yaitu protein M1, SCPa dan reseptor immunoglobulin pada S. pyogenes galur M1 (Kihlberg dkk., 2000). Interaksi antara protein Mga dengan situs aktivator gen emm

Protein M mempunyai struktur coiled-coil dan sebagian besar molekulnya berbentuk heliks, kecuali pada ujung aminonya. Daerah non heliks ini diikuti oleh daerah berbentuk heliks yang berlokasi di tengah molekul dan pada ujung karboksi diakhiri oleh daerah yang berasosiasi dengan dinding sel. Daerah non heliks terdiri atas lebih kurang 11 asam amino yang susunannya berbeda dari satu protein M dengan M lainnya, tetapi 100 % identik dalam tipe M yang sama. Berdasarkan pebedaan ini, maka protein M dinamai M1, M2, M3 dan seterusnya. Pada daerah heliks, asam amino 12 sampai 362 dijumpai pola 7 asam aminoberulang. Protein M memiliki 3 daerah berulang yaitu daerah berulang A, B dan C. Daerah berulang A dan B merupakan daerah bervariasi yang menentukan serotipe protein M, sedangkan daerah berulang C memiliki urutan yang dikonservasi. Pada daerah berulang B, protein M dapat mengikat IgG3 dan fibronektin manusia, sedangkan pada daerah berulang C dapat mengikat albumin serum manusia dan faktor H (Retnoningrum dan Cleary, 1994).

Protein M diketahui berfungsi sebagai reseptor terhadap berbagai protein manusia. Protein M12 dapat mengikat IgG3 manusia secara spesifik dan pengikatan ini tampaknya bergantung pada isotop IgG3. Protein M24 diketahui dapat mengenali fibrinogen manusia secara spesifik dan fenomena ini berhubungan dengan resistensi S. pyogenes terhadap aktivitas fagositosis inang. Penelitian lain menunjukkan bahwa protein M3 mempunyai aktivitas pengikatan terhadap 3 protein manusia yaitu fibrinogen, albumin dan immunoglobulin G (Retnoningrum dan Cleary, 1994).
Berdasarkan reaksinya dengan antibodi terhadap daerah berulang C, protein M dibagi menjadi dua kelas yaitu I dan II. Protein M kelas I mengandungepitop yang terpapar ke permukaan dan bereaksi dengan antibodi terhadap daerah berulang C, sedangkan protein M kelas II tidak bereaksi dengan antibodi ini dan memiliki epitop yang berbeda. Protein M kelas I diproduksi oleh galur S. pyogenes “Opacity Factor” (OF) negatif dan protein M kelas II diproduksi oleh galur OF positif.Protein M mempunyai beberapa fungsi dalam patogenesis S. pyogenes, diantaranya yaitu aktivitas antifagositosis, adhesin dan invasin (Cue dkk., 2000).
Aktivitas antifagositosis terjadi melalui dua mekanisme yaitu daerah berulang C berikatan dengan faktor H sehingga menghambat aktivitas komplemen dan fibrinogen berikatan dengan permuakan protein M sehingga menghambat aktivitas komplemen jalur alternatif. Pengikatan ini menyebabkan penurunan jumlah C3b yang berikatan dengan S. pyogenes dan menghambat fagositosis oleh Polymorphonuclear leukocytes (PMNL) (Marques dkk., 1992). Protein M juga berfungsi sebagai adhesin untuk penempelan bakteri pada keratinosit kulit dan invasin yang mempercepat internalisasi pada proses invasi (Cunningham, 2000; Navarre dan Schneewind, 1999; Salyers dan Whitt, 1994).

Pada penelitian terdahulu, diketahui bahwa S. pyogenes CS24 (tipe M12+) mengenali paling tidak dua protein manusia, yaitu IgG3 dan albumin manusia. Streptococcus pyogenes CS109 (galur M12-) tidak dikenali oleh kedua protein tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa protein M12 bertanggungjawab terhadap kedua aktivitas tersebut. Pengujian yang dilakukan terhadap protein M12 rekombinan membuktikan bahwa protein tersebut mempunyai aktivitas spesifik terhadap IgG3 dan albumin manusia. Berdasarkan struktur protein M pada Gambar 2.3, daerah berulang B pada protein M mengikat IgG3, sedangkan daerah berulang C pada protein M mengikat albumin serum manusia (Retnoningrum dkk., 1993; Retnoningrum dan Cleary, 1994).
Interaksi protein M12 dan albumin manusia diduga dapat mempengaruhi ekspresi gen-gen lain. Pada studi awal menggunakan elektroforesis dua dimensi yang dilakukan untuk mengidentifikasi keberadaan protein lain yang produksinya dipengaruhi oleh keberadaan albumin manusia pada media pertumbuhan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat lima protein berbobot molekul masingmasing
101, 70, 56, 46 dan 32 kDa yang diproduksi bila S. pyogenes CS24 ditumbuhkan dengan keberadaan albumin manusia dan 1 protein berbobot molekul 33 kDa direpresi (Retnoningrum dan Cleary, data tidak dipublikasi). Salah satu dari lima protein yang diproduksi telah berhasil diisolasi dan diidentifikasi. Protein tersebut adalah ornitie karbamoiltransferase (OCTase12) (Lestari, 2003).

Vaksin Streptococcus pyogenes
Kandidat vaksin S. pyogenes lainnya yang telah dikembangkan antara lain adalah protein M, C5a peptidase, eksotoksin pirogen B, Fibronectin Binding Protein (FBP) dan Laminin Binding Protein (LBP). Protein M sebagai faktor virulensi utama S. pyogenes merupakan kandidat vaksin yang strategis. Hambatan utama penggunaan protein M untuk imunisasi adalah jumlah serotipe protein M yang sangat banyak dan urutan asam amino protein M tertentu menunjukkan homologi dengan protein pada jantung yaitu miosin dan tropomiosin, akibat terjadi reaksi silang antara antibodi anti protein M dengan jaringan tersebut (Kawabata dkk., 2001).
C5a peptidase adalah faktor virulansi penting yang diekspresikan oleh kira – kira 40 serotipe GAS yang berbeda. Enzim ini secara spesifik menginaktifkan C5a sehingga manghambat PMNs ke tempat terjadinya infeksi. Imunisasi intranasal menggunakan C5a peptidase murni dapat menimbulkan respon imun sistemik dan mukosal yang mampu mengurangi tingkat kolonisasi bakteri pada model mencit yang diinfeksi dengan S. pyogenes (Medina dan Chhatwal, 2002).
Eksotoksin pirogen B merupakan kandidat vaksin karena antigen permukaan ini dihasilkan selama proses infeksi. Vaksin yang melindungi sejumlah besar individu terhadap infeksi S. pyogenes dapat terdiri dari berbagai antigen permukaan dan eksotoksin (Cunningham, 2000)
FBP merupakan adhesin permukaan utama S. pyogenes. Protein FBP ini mempunyai suatu domain aromatik, daerah berulang prolin dan domain pengikatan terhadap fibronektin. FBP merupakan mediator penempelan bakteri dan internalisasi S. pyogenes ke dalam sel epitel melalui fibronektin. Pada uji tantang terhadap galur S. pyogenes baik yang homolog maupun yang heterolog, dilakukan imunisasi intranasal pada mencit menggunakan FBP. Hasilnya menunjukkan bahwa protein FBP dapat meningkatkan respon imun protektif terhadap S. pyogenes. Penggunaan FBP sebagai vaksin memiliki beberapa keuntungan. Protein FBP diekspresikan oleh lebih dari 70 % isolat klinik terlepas dari serotipenya, lokasi geografis dan manifestasi klinik, serta domain pengikat fibronektin FBP juga sangat terkonservasi. Selain itu, tidak terjadi reaksi silang antara imunitas yang dihasilkan terhadap protein FBP dengan jantung manusia (Medina dan Chhatwal, 2002).
Lbp merupakan protein permukaan S. pyogenes yang berikatan secara spesifik dengan laminin. Laminin merupakan salah satu matriks ekstrasel yang menyusun basal lamina (membran dasar) tempat sel epitel melekat, pembungkus otot dan penyaring pada glomerulus ginjal. Lbp dapat ditemukan di seluruh serotipe M S. pyogenes yang diteliti (Terao dkk., 2002). Hal ini telah memenuhi
salah satu syarat untuk dijadikan kandidat vaksin yang efektif terhadap banyak galur S. pyogenes. OCTase12 merupakan salah satu protein yang produksinya diregulasi oleh albumin manusia. Diduga protein tersebut penting untuk pertahanan hidup S. pyogenes dalam tubuh manusia (Retnoningrum dan Cleary, data tidak dipublikasi). Pada beberapa bakteri patogen lain, ternyata OCTase12 telah diketahui merupakan salah satu faktor virulensi. OCTase12 diduga berfungsi sebagai adhesin pengikat fibronektin manusia. Berdasarkan data-data tersebut, diharapkan OCTase12 dapat digunakan sebagai target baru pengembangan vaksin terhadap infeksi S. pyogenes.

DAFTAR PUSTAKA
Cleary, P.P. and D.S. Retnoningrum, 1994, Group A Streptococcal Immunoglobulin-Binding Proteins: Adhesins, Moleculer Mimicry or Sensory Protein, Trends in Microbiol, 2(4), 131- 136.
Cleary, P.P. and D.S. Retnoningrum, 1994, M12 Protein from Streptococcus pyogenes a Receptor for Imunoglobulin G3 and Human Albumin, Infect. Imun, 61, 2387-2394.
Cleary, P.P. and D.S. Retnoningrum, 1993, M12 Protein from Streptococcus pyogenes a Receptor for Imunoglobulin G3, J.Immunol, 150, 2332-2340.
Cue, D., E. P. Dombeck, and P. P. Cleary, 2000, Intracellular Invasion by Streptococcus pyogenes : Invasins, Host receptors , and Relevance to Human disease, American society for Microbiology, Washington, D. C.
Cunningham, M.W., Phatogenesis of Group A Streptococcal Infection, Clin Microbiol Rev.,
13(3), 2000, 470-511.
Guzman, C.A., S.R Talay, G. Molinari, E.Medina, and G.S. Chatwal, 1999, Protective
Immune Response Againt Streptococcus pyogenes in Mice after Intranasal Vaccination with
the Fibronectin-Binding Protein SfbI, J. Infect. Dis, 179, 901-906
Katerov, V., 2002, Streptococcal Cell Surface Protein: Structure and Gene Characterisation, Institute of Infectious Diseases and Medical Microbiology, Lund University, 2(3), 1-34.
Kihlberg, B. M., J. Cooney, M. G. Caparon, A. Osland, and L. Bjork, 2000, Biological Properties of a Streptococcus pyogenes Mutant Generated by Tn 916 Insertion in mga, Microb. Pathog, 19 (5), 299-315.
Kawataba, S, Y. Terao, E. Kunitomo, and I. Nakagawa, 2002, Novel Laminin – Binding Protein of Streptococcus pyogenes, Lbp, Is Involved in Adhesion to Ephitelial Cells, J. Infect. Immun., 70(2) , 993-997.
Lestari, S.A, 2003, Isolasi, Karakterisasi dan prediksi Fungsi Protein dan Gen Pengkode Protein yang diinduksi oleh Albumin Manusia pada Streptococcus pyogenes, Tesis Magister Bidang Khusus Mikrobiologi Farmasi, ITB, Bandung, 5-29.
Marques, M.B., D. L. Kasper, M. K. Pangburn, and M. R. Wessel, 1992, Prevention of C3 Deposition is a Virulence Mechanisms of Type II Group B Streptococcus Capsular Polisaccharide, Infect. Immun, 60, 3986-3993.
McIver, K. S., A. S. Heath, B. D. Green, and J. R. Scott, 1995, Specific Binding of the Activator Mga to Promoter Sequences of the emm and scpA Gene in the Group A Streptococcus, J. Bacteriol., 181, 5373-5383.
Medina, E., and G. S. Chhatwal, 2002, The Potential for Vaccine Development Against Rheumatic Fever, Indian Heart J., 54 : 93-98.
Navarre, W. T., and O. Schneedwind, , 1999, Surface Protein of Gram Positive Bacteria and Mechanisms of Their Targetting to The Cell wall Envelope, Microbiol. Mol. Biol. Rev., 63, 174-229.
Nicolaides, P., D. Liebsch, N. Dale, J. Leonard, and R. Surtees, 2002, Neurological Outcome of Patients With Ornithine carbamoyltransferase Deficiency, Arch. Disease in Childhood, 86:54-56.
Snyder, L., and W. Champness, 1997, Molecular Genetics of Bacteria, ASM Press, Wasington D.C., 271.
Todar, K., 2002, Todar’s Online Textbook of Bacteriology: Streptococcus pyogenes, Universitas of Wisconsin-Madison Departement of Bacteriology
Kusuma, Sri Agung Fitri, 2010, Streptococcus pyogenes, Jatinangor: Dekan Fakultas Farmasi

Konsep Dasar Pengertian Parasitologi dan Helmintologi

Posted by Unknown on 08.46


Konsep dasar:
            Pada dasarnya ilmu parasitologi adalah mempelajari mengenai “simbiosis”, terutama bentuk suatu organisme yang bersifat parasit. Dua organisme yang hidup bersama dan menguntungkan bagi salah satu atau kedua simbiont tersebut. Biasanya kedua simbiont adalah merupakan organisme yang berbeda spesies, tetapi juga dapat dari spesies yang sama.
            Dari kehidupan yang simbiosis tersebut, dapat dikelompokkan dalam kategori yang berbeda menurut hubungan antara kedua simbiont tersebut. Sehingga ada beberapa jenis simbiosis tersebut yaitu:
Phoresis:
            Adalah sistem simbiosis dimana satu simbiont membawa simbiont lainnya dan secara fisiologik mereka saling bergantung. Biasanya salah satu “phoront” lebih kecil dari lainnya. Misalnya : spora jamur menempel pada kaki lebah.
Mutualisme:
            Adalah simbiosis yang saling menguntungkan, dimana organisme satu secara fisiologik bergantung pada organisme lainnya dimana satu organisme tidak dapat hidup terpisah dari organisme lainnya. Misalnya: Protozoa dan fauna yang hidup didalam usus rayap.
Commensalisme:
            Adalah simbiosis dimana salah satu organisme hidup dalam organisme lainnya tetapi tidak mempengaruhi secara fisiologik pada organisme yang ditempati (hospes), tetapi organisme tersebut tidak dapat hidup diluar hospes. Ada dua bentuk yaitu: ekto commensalisme (hidup diluar tubuh hospes) dan endocommensalisme (hidup didalam tubuh hospes). Misalnya: Entamoeba ginggivalis, hidup dalam mulut orang. Organisme tersebut memakan bakteri, sisa makanan, sel epitel yang mati, tetapi tidak menyebabkan sakit pada hospes. Organisme tersebut tidak dapat hidup ditempat lain.
Parasitisme
            Organisme yang hidup di dalam hospes dan menyebabkan sakit pada hospes. Ada dua bentuk yaitu ektoparasit dan endoparasit.

Hospes/host/induk semang/inang

Hospes definitif:
            Adalah hospes dimana parasit hidup dapat mencapai kedewasaan dan bereproduksi.
Hospes intermediate:
            Adalah hospes dimana parasit hidup tidak mencapai kedewasaan (sebagian dari daur hidupnya).
Paratenik:
            Parasit yang masuk dalam hospes, tetapi tidak berkembang dan tetap hidup dan dapat menginfeksi ke hospes difinitif (Dioctophyma renale).
Hospes spesifik:
            Parasit dapat hidup dan berkembang biak hanya dalam satu atau dua hospes saja (Taenia solium).
Hospes reservoar:
            Hewan yang secara normal terinfeksi parasit (tidak sakit), tetapi parasit tersebut dapat menginfeksi orang dan menimbulkan sakit.

HELMINTOLOGI

Class
Ordo
Famili
Spesies
Organ
Nematoda
Ascaridata
Ascaridae
Ascaris lumbricoides
Usus

Oxyurata
Oxyuridae
Enterobius vermiculatus
Usus

Trichurata
Trichuridae
Trichuris trichura
Gastro-intestinal

Filariata
Onchocercidae
Wucheria bancrofti
Saluran limfe



Onchocerca volvulus
Kulit



Loa- loa
Sub cutaneus
mata

Dioctophymata
Dioctophymati-dae
Dioctophyma renale
ginjal

Rhabditata
Rhabdiasidae
Strongyloides stercorales
Paru, intestinal

Strongylata
ancylostomidae
Strongyloides spp
Usus, paru



Ancylostoma duodenale
Usus, paru
Trematoda
Strigeata
Schistosomati-dae
Schistosoma haematobium
Vena vesica urinaria



S. mansoni
Vena porta hepatis, usus besar



S. japonicum
Usus kecil

Echinostomata
Echinostomati-dae
Echinostoma revolutum
Interstitial

Plagiorchiata
Troglotremati-dae
Paragonimus westermanii
Paru, otak dan viscera

Opisthorchiata
Opisthorchii-dae
Clonorchis sinensis
Hati


Cestoda
Pseudophylli-dea
Diphyllobotrii-dae
Diphylobotrium latum


Cyclophylidea
Taeniidae
Taeniarhynchus saginatus (dewasa); Cysticercosis bovis
(larva)
Usus manusia



Daging sapi




Taenia solium
(dewasa)
Cysticercus cellulosae
(larva)
Usus manusia


Daging babi



Echinococcus granulosus (dewasa)
Hydatidosis (cysta)




Echinococcus multilocularis (dewasa)
Hydatid multilocularis (larva)



Hymenolepidi-dae
Vampirolopsis nana




Hymenolepis diminuta



  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin

Search Site

 
  • Widget Islami


    Warna background


    music